Teraspojok.com, RIYADH – Jamaah yang beribadah di Tanah Suci, baik haji maupun umroh, hendaknya tidak melewatkan doa di tempat tertentu di sekitar Kabah, Masjidil Haram, Arab Saudi. Ada sejumlah tempat di sekitar Ka’bah, yang jika berdoa di situ maka doanya terkabul.
Mantan Mufti Mesir Syekh Dr Ali Jum’ah, sebagaimana dilansir laman Masrawy, menjelaskan, salah satu titik yang menjadi tempat doa paling mustajab di Masjidil Haram yaitu Hijr Ismail. Tempat ini ada di bawah talang atau saluran air. Talang air ini sendiri berada di bagian atas Kabah.
Namun Syekh Jum’ah mengatakan, tidak ada dalil yang secara pasti menyatakan bahwa doa di Hijr Ismail itu mustajab. Hijr Ismail diyakini sebagai tempat doa paling mustajab karena, kata Syekh Jum’ah, banyak jamaah yang mendapatkan pengalaman tersebut. Karenanya, ini lebih didasarkan pada pengalaman jamaah sendiri.
Untuk dalil keutamaan Hijr Ismail, didasarkan pada beberapa riwayat hadits. Dari Abu Hurairah RA, Nabi Muhammad bersabda:
يا أبا هريرة إن على باب الحجر ملكا يقول لمن دخل فصلى ركعتين: مغفورا لك ما مضى، فاستأنف العمل
“Ya Abu Hurairah, di pintu Hijr Ismail ada malaikat yang selalu mengatakan kepada setiap orang yang masuk dan sholat dua rakaat di Hijr Ismail, (lalu) dosa-dosamu telah diampuni. Maka mulailah dengan amalanmu yang baru.”
Dalam riwayat lain, dari Aisyah RA, dikatakan bahwa Nabi Muhammad bersabda:
صلِّي في الحِجرِ إذا أردتِ دخولَ البَيتِ فإنَّما هوَ قطعةٌ منَ البَيتِ “Sholatlah di sini (Hijr Ismail) jika kamu ingin sholat di dalam Ka’bah, karena ini termasuk sebagian dari Ka’bah.”
Tempat selanjutnya yang menjadi lokasi doa paling mustajab di Masjidil Haram adalah Rukun Yamani, dan Maqam Nabi Ibrahim. Syekh Jumah menuturkan, ada tiga tempat doa paling mustajab di Masjidil Haram, yaitu Hijr Ismail, Rukun Yamani, dan Maqam Nabi Ibrahim.
Riwayat lain menyebutkan, Multazam adalah tempat dikabulkannya doa. Ibnu Abbas RA pernah mendengar, Rasulullah SAW bersabda, “Multazam adalah satu tempat dikabulkannya doa. Tidaklah seorang hamba berdoa kepada Allah SWT di tempat itu, kecuali doanya diterima.”
Diriwayatkan dari sebagian ulama bahwa Multazam adalah bagian antara Rukun Yamani dan pintu Kabah bagian barat.
Hasan Bashri pernah menulis surat untuk orang-orang Makkah. Surat berisi tentang 12 tempat doa paling mustajab di sekitar Kabah. Kedua belas itu ialah ketika Thawaf, ketika di Multazam, di bawah Mizab (talang), di dalam Kabah, ketika di sumur Zamzam, ketika di Shafa dan Marwah, ketika berlari di antara Shafa dan Marwah, Maqam Ibrahim, Padang Arafah, Muzdalifah, Mina, dan ketika melempar Jumrah di tiga tempat.
Syekh Maulana Muhammad Zakarriya Al-Kandahlawi memaparkan, di dalam kitab Durrul-Mantsur ada riwayat bahwa tempat mustajab itu adalah Multazam, di bawah Mizab, Rukun Yamani, Shafa, Marwah, tempat di antara Hajar Aswad dan Maqam Ibrahim, di dalam Ka’bah, Mina, Muzdalifah, Arafah, dan tiga tempat melempar setan.
Sebagian ulama juga menyebut tempat-tempat lain yang mustajab untuk berdoa. Antara lain ialah ma’thaf (tempat thawaf), ketika memandang Ka’bah, Hathim, dan tempat antara Hajar Aswad dan Rukun Yamani.
Baca juga: Mualaf Theresa Corbin, Terpikat dengan Konsep Islam yang Sempurna Tentang Tuhan
Dalam penjelasannya, Syekh Jum’ah juga menambahkan, doa di Masjidil Haram harus dengan keikhlasan dan niat yang murni. Dengan demikian, doa itu menjadi mustajab dikabulkan Allah SWT.
Sejatinya seluruh area Tanah Suci Kabah merupakan tempat doa yang paling mustajab terkabul. Saat pertama kali melihat Kabah pun, atau ketika berada di depan pintu Ka’bah, doa yang dipanjatkan menjadi doa yang paling mustajab dikabulkan Allah SWT.
Secara ringkas, berdasarkan pemaparan tersebut, berikut ini tempat-tempat yang mustajab untuk berdoa di sekitar Kabah:
- Hijr Ismail
- Rukun Yamani
- Maqam Nabi Ibrahim
- Multazam
- Padang Arafah
- Muzdalifah
- Mina
- Saat lempar jumrah di tiga tempat
- Di sekitar sumur Zamzam
- Shafa
- Marwah
- Saat berlari di antara Shafa dan Marwah
- Ma’thaf (tempat thawaf/saat thawaf)
- Di bawah Mizab (talang)
- Tempat antara Hajar Aswad dan Maqam Ibrahim
- Tempat antara Hajar Aswad dan Rukun Yamani
- Hathim
- Saat pertama kali memandang Kabah