Survei BI Malang: Penjualan Eceran Tumbuh Positif


Pengunjung mengamati bermacam produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Galeri Patrakomala Dekranasda (Dewan Kerajinan Nasional Daerah) Kota Bandung, Jalan Jakarta, Bandung, Jawa Barat, Jumat (10/3/2023). Bank Indonesia (BI) Malang mengungkapkan penjualan eceran pada April 2023 meningkat. Foto: Republika/Edi Yusuf 
Pengunjung mengamati bermacam produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Galeri Patrakomala Dekranasda (Dewan Kerajinan Nasional Daerah) Kota Bandung, Jalan Jakarta, Bandung, Jawa Barat, Jumat (10/3/2023). Bank Indonesia (BI) Malang mengungkapkan penjualan eceran pada April 2023 meningkat. Foto: Republika/Edi Yusuf

MALANG — Bank Indonesia (BI) Malang melakukan survei bulanan terkait Survei Penjualan Eceran (SPE) pada April lalu. SPE ini digunakan sebagai indikator untuk mengetahui perkembangan kondisi ekonomi di wilayah kerja BI.

Deputi Kepala Perwakilan Kantor Perwakilan BI Malang, Achmad P. Subarkah mengatakan, survei ini bertujuan untuk mengetahui sumber tekanan inflasi dari sisi permintaan. “Dan memperoleh gambaran mengenai kecenderungan perkembangan penjualan eceran serta konsumsi masyarakat,” kata Achmad.

Berdasarkan hasil pelaksanaan SPE BI Malang, prakiraan penjualan eceran pada April 2023 mengalami peningkatan sebesar 1,97 persen. Angka ini masih berada dalam level positif meskipun laju perkembangan bulanan sedikit tertahan dibandingkan bulan sebelumnya. Pada bulan sebelumnya diketahui terealisasi sebesar 4,48 persen.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Adapun tiga kelompok komoditas dengan prakiraan peningkatan omzet penjualan tertinggi secara bulanan adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau. Ketiga komoditas tersebut mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 13,01 persen. Itu artinya masih berada dalam level positif walaupun sedikit tertahan jika dibandingkan dengan realisasi bulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 24,43 persen.


Adapun kelompok suku cadang kelompok suku cadang dan aksesori tumbuh sebesar 12,11 persen. Kemudian kelompok barang lainnya diprakirakan tumbuh di level 6,43 persen.

Menurut Achmad, peningkatan penjualan pada kelompok makanan, minuman dan tembakau disumbang oleh sub sektor bahan makanan yang meningkat sebesar 25,78 persen. Hal tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan konsumen terhadap bahan bahan untuk pembuatan kue kering jelang perayaan Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriyah (H).

Selanjutnya, kategori kelompok kategori kelompok suku cadang dan aksesori tumbuh sebesar 12,11 persen. Hal ini berarti masih dalam level positif walaupun menurun jika dibandingkan dengan realisasi bulan sebelumnya. “Sebelumnya, tumbuh sebesar 21,41 persen,” kata dia.

Sementara itu, sub sektor suku cadang dan aksesori mobil memberikan pengaruh peningkatan tertinggi sebesar 23,19 persen. Hal tersebut didorong oleh peningkatan permintaan masyarakat terhadap servis komponen kendaraan ringan dan berkala jelang momentum mudik Hari Raya Idul Fitri 1444 H. Selain itu, masih bergulirnya program promo dan diskon yang diberikan oleh beberapa brand kendaraan untuk pembelian suku cadang turut mendorong peningkatan omzet penjualan.

Berikutnya, kata dia, kelompok barang lainnya diprakirakan tumbuh di level 6,43 persen. Capaian ini membaik jika dibandingkan dengan realisasi di bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 1,15 persen.

Menurut Achmad, peningkatan tertinggi pada kelompok ini disumbang oleh sub sektor pakaian jadi sebesar 14,07 persen. Hal ini terkonfirmasi dari responden SPE yang menyatakan jelang Idul Fitri menyebabkan permintaan konsumen terhadap pakaian jadi khususnya produk baju muslim mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Selain itu, banyaknya ragam diskon juga memberi pengaruh yang positif terhadap peningkatan omzet penjualan.





Source link