Teraspojok.com, JOMBANG — Kelompokr relawan Kiai Muda Jawa Timur (KMJT) menyelenggarakan pelatihan pemanfaatan limbah air cucian beras menjadi nata de leri di Dusun Mojosari, Desa Sumbersari, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Hal ini berangkat dari kesadaran perlunya mendorong ekonomi setiap elemen masyarakat pascapandemi.
Dilansir dari djkn(dot)kemenkeu(dot)go(dot)id, pandemi Covid-19 memiliki dampak yang sangat signifikan terhadap perekonomian Indonesia, mulai dari perubahan rantai pasok dunia hingga penurunan investasi asing ke Indonesia.
Penurunan tersebut dapat dilihat melalui perlambatan pertumbuhan ekonomi yang turun dari 5,02 persen di tahun 2019 menjadi 2,97 persen pada tahun 2020.
Perlambatan pertumbuhan ekonomi tersebut juga diikuti dengan peningkatan jumlah pengangguran, yang menurut data Bank Dunia, meningkat dari 5,28 persen pada tahun 2019 menjadi 7,07 persen pada tahun 2020.
Berangkat dari hal tersebut, Koordinator Wilayah Kiai Muda Jatim Dukung Ganjar, KH Ali Baidlowi mengatakan, kegiatan yang digelar pihaknya ini untuk mendorong masyarakat agar mandiri secara ekonomi dengan menjadikan limbah harian rumah tangga tersebut menjadi produk yang berkualitas.
“Kami tahu setiap rumah tangga mereka setiap harinya mempunyai limbah air cucian beras dan terbuang sia-sia. Karena begitu banyaknya air limbah alangkah baiknya kami membuat terobosan baru,” ujar Ali, seperti dilansir pada Rabu (21/6/2023).
Dia berharap ide usaha ini bisa menjadi bisnis yang menjanjikan sebagai terobosan home industri dengan nilai jual yang tinggi. Apalagi banyak warga yang kehilangan mata pencahariannya imbas pandemi Covid-19 yang terjadi beberapa waktu lalu.
“Dari limbah-limbah tersebut bisa dimanfaatkan untuk industri rumahan, menambah nilai daya jual dan untuk ekonomi,” ungkap Ali.
“Karena kita ketahui sendiri corona kemarin mengguncang ekonomi Indonesia dan kami membuat terobosan salah satu solusi untuk meningkatkan ekonomi masyarakat,” lanjut dia.
Pada kesempatan yang sama, salah seorang peserta bernama Hafid (39 tahun) mengapresiasi pelatihan yang dihelat sukarelawan.
Menurut dia, ini merupakan kegiatan positif yang sangat bermanfaat bagi masyarakat agar bisa makin produktif. “Ini satu kegiatan yang positif karena ini sifatnya untuk manfaat masyarakat. Ke depannya mudah-mudahan bisa berkelanjutan dan bisa menjadi hasil yang produktif,” kata Hafid.
sumber : Antara