Kapal wisata KLM Tiana Liveaboard tenggelam di Perairan Batu Tiga, Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). Belasan orang yang berada di kapal tersebut berhasil dievakuasi.
Koordinator Pos SAR Manggarai Barat, Eddy Suryono, mengatakan peristiwa tersebut terjadi pada Sabtu (21/1) sore. Pihaknya mendapatkan laporan insiden kapal tenggelam pada pukul 15.10 Wita.
Dari laporan tersebut, kapal sedang melintas melewati Perairan Batu Tiga pada trip hari kedua. Namun angin kencang mengakibatkan kapal terbalik dan tenggelam.
Petugas yang bergerak ke lokasi kemudian menyelamatkan 19 orang dari kapal tersebut.
"Tidak ada korban jiwa, tapi ada yang luka-luka, satu WNI dan satu WNA," kata Eddy Suryono dikutip dari Antara.
Para penumpang kapal tersebut terdiri atas wisatawan mancanegara sebanyak 10 orang, wisatawan lokal sebanyak empat orang, seorang pemandu wisata dan empat orang kru kapal.
Kapal Basarnas yang membawa delapan penumpang kloter pertama tiba di Dermaga Labuan Bajo pukul 17.51 Wita.
Dalam peristiwa ini, seorang wisatawan lokal mengalami luka-luka di bagian kaki. Dia diangkat menggunakan tandu dan segera dimasukkan ke ambulans Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Labuan Bajo.
Saat evakuasi dari kapal Basarnas, raut wajah wisatawan tampak cemas dan gelisah. Seorang wisatawan terlihat menangis ketakutan. Sedangkan seorang wisatawan lainnya tampak menahan air mata.
Kapal kembali mengangkut tujuh penumpang lainnya dan tiba di dermaga pada pukul 19.38 Wita.
Eddy menjelaskan saat kejadian, kapal-kapal kecil wisata dan nelayan lain yang ada di sekitar itu mulai membantu untuk evakuasi penumpang.
Minta Insiden Diusut Tuntas
Wisatawan asal Pekalongan bernama Khouw Cynthia Josephine Kosasih (26) berharap pihak Polres Manggarai Barat dapat mengusut tuntas insiden tenggelamnya kapal tersebut.
"Saya berharap pihak kepolisian bisa mengusut tuntas kasus kapal tenggelam ini agar nama Labuan Bajo tidak tercoreng, karena saya baru tahu kalau ini kapal second yang pernah tenggelam sebelumnya," kata Cynthia kepada wartawan di depan RS Siloam Labuan Bajo.
Diduga, kapal yang ditumpangi oleh Cynthia ini pernah mengalami kecelakaan tahun lalu. Dia mengaku kaget begitu mengetahui kapal yang mereka tumpangi diduga adalah kapal tersebut.
Cynthia pun meminta pihak Polres Manggarai Barat mengusut tuntas insiden kapal tenggelam itu. Menurutnya, latar belakang kapal harus dicek dengan benar sehingga turis tidak dirugikan karena mengalami kejadian seperti ini.
Dia menjelaskan pihaknya memesan perjalanan wisata ke Labuan Bajo lewat CV Wisata Alam Mandiri yang menjanjikan mereka untuk naik ke kapal bernama Nadia dengan satu kamar master dan satu kamar private.
Namun, begitu tiba di Dermaga Labuan Bajo, mereka diantar ke kapal lain yaitu Kapal Tiana. Beberapa wisatawan asing juga mengalami pergantian kapal secara mendadak.
"Para awak kabin bilang kapal Tiana ini lebih baru dari Nadia, jadi kamu di sini aman. Jadi saya pikir ya sudah mau liburan, jadi ya sudah gitu maksudku," katanya.
Pada trip hari kedua ini, setelah melakukan perjalanan dari Pulau Komodo hendak menuju Manta Point, kapalnya miring ke kiri dengan posisi pintu berada di sebelah kanan dan telah miring ke atas. Dia menyebut kaca pecah dan semua barang bawaannya hilang.
"Ibu saya tidak bisa berenang, sedang tidur tiba-tiba masuk ke air. Jadi dibantu ayah saya. Tapi kakinya luka. Ayah sekarang harus dioperasi," katanya.
Kini Cynthia bersama ibu dan adiknya sedang berada di RS Siloam Labuan Bajo. Ayahnya mengalami luka pada bagian tendon sehingga harus menjalani operasi di rumah sakit tersebut.
Sementara itu Miras Imanzhanov (48) asal Kazakhstan mengaku telah kehilangan seluruh harta benda miliknya setelah peristiwa nahas itu terjadi.
"Katanya travel agensi akan mengurus kepulangan kami ke Bali tanpa passport. Kami sedang menanti kabar," ungkapnya.
Sumber: Kumparan