Menteri ESDM Bahlil Lahadalia bersama Gubernur Papua Barat Daya Elisa Kambu memantau langsung kondisi pertambangan di Pulau Gag, Raja Ampat (7/6/2025). Kunjungan ini bertujuan untuk mengevaluasi operasional terkini dan menegaskan bahwa izin usaha pertambangan adalah sebuah kepercayaan yang harus dijaga dengan kepatuhan penuh terhadap regulasi yang ditetapkan.
Teraspojok.com, JAKARTA — Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP Hipmi) menyerukan sikap bijak dalam menyikapi polemik pertambangan. Hal itu bertujuan agar tidak terpengaruh oleh framing asing yang dapat merugikan kepentingan nasional.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) BPP Hipmi, Anggawira, memperingatkan bahwa isu lingkungan dalam sektor pertambangan terkadang digunakan sebagai alat tekanan oleh aktor luar negeri.
“Framing negatif terhadap tambang nasional bisa menggerus citra investasi, daya saing, dan stabilitas kebijakan hilirisasi. Kita tidak boleh membiarkan narasi eksternal menggiring opini publik secara tidak berimbang,” kata Anggawira dalam keterangannya di Jakarta, Senin (9/6/2025).
Anggawira, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Asosiasi Pemasok Energi Mineral dan Batubara (Aspebindo), menegaskan bahwa Indonesia harus berdaulat atas narasi pengelolaan sumber daya alamnya.
“Jangan sampai kita dikendalikan opini luar, sementara mereka di negaranya sendiri menjalankan praktik tambang yang jauh dari prinsip keberlanjutan,” ujarnya.
Polemik tambang di kawasan Raja Ampat, Papua Barat Daya kembali menjadi sorotan publik, menimbulkan kekhawatiran atas dampak lingkungan. Namun, sejumlah tokoh industri menyatakan bahwa sektor pertambangan tetap menjadi fondasi penting dalam perekonomian nasional dan transisi energi global.
Menurut Anggawira, industri tambang tidak bisa lagi dilihat sebagai aktivitas ekonomi konvensional, melainkan bagian strategis dari rantai pasok global untuk teknologi masa depan.
“Kita tidak sedang membicarakan tambang dalam konteks lama. Ini tentang nikel dan tembaga sebagai kunci baterai, kendaraan listrik, energi bersih, dan digitalisasi global. Tanpa kontribusi Indonesia, dunia akan kesulitan,” katanya.
Loading…
sumber : ANTARA