Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso alias Buwas menjelaskan alasan mengapa importasi beras Bulog tidak sesuai target 200.000 ton sampai akhir 2022. Saat ini, beras impor yang sudah didatangkan sekitar 120.000 ton.
"Pertama cuaca buruk, yang kedua karena sudah menjelang tahun baru dan Natal banyak tenaga kerja di sana termasuk, nakhoda kapal sudah pada libur. Itu yang menjadi masalah," kata Buwas ditemui di Gedung DPR, Senin (16/1).
Adapun Impor beras untuk Cadangan Beras Pemerintah ini (CBP) dibagi dalam dua tahap. Pertama, Bulog harus mendatangkan 200.000 ton beras hingga akhir Desember 2022.
Selanjutnya, pada tahap kedua Bulog menargetkan ada 300.000 ton beras yang tiba di Indonesia pada Januari-Februari 2023.
"Tetapi sekarang justru berdatangannya sekarang ini. Sekarang kita lagi sibuk mengatur kedatangan itu, ditumpuk," ujar Buwas.
Buwas mengatakan sebanyak 500.000 ton itu seluruhnya akan tiba di Indonesia paling lambat pada 16 Februari 2023. Dia tidak ingin serbuan beras impor masuk Indonesia ketika musim panen tiba dan akan merusak harga petani.
Negara asal impor 500.000 ton beras tersebut adalah Thailand, Vietnam, dan sebagian kecil dari Pakistan dan Myanmar.
"Itu soal kedatangan saja, jadi kita tidak bisa memaksakan, tadi cuaca tidak bisa kita prediksi seperti itu. Kita memang ada keterlambatan waktu," pungkasnya.
Sumber: Kumparan