Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap keputusan Indonesia untuk menyetop ekspor bauksit di Juni 2023 tidak digugat oleh negara luar, layaknya ekspor nikel.
“Karena Kemarin kita setop bauksit, ini belum ada yangg gugat. Padahal 80 persen material bauksit itu larinya ke Tiongkok. Ini sudah kita dapat musuh di Uni Eropa, ini ada lagi yang gede juga, moga-moga nggak gugat,” ungkap Jokowi di Kopdarnas PSI, Selasa (31/1).
Di mana, Jokowi memprediksi jika industrialisasi bauksit dalam negeri ini terus digenjot seiring dengan pelarangan ekspor setidaknya pendapatan negara akan bertambah dari sebelumnya Rp 21 triliun menjadi Rp 62 triliun.
Kepala Negara juga mengatakan, Indonesia harus maju terus dalam hal hilirisasi bahan mentah. “Jangan toleh kanan toleh kiri, baru nikel kita sudah digugat dan saya katakan maju terus dan kalah. Kita kalah digugat di WTO,” tambah dia.
“Menteri-menteri tanya lagi gimana kalah? kalah ya dihadapi. ada upaya apa lagi? Bisa pak banding, ya banding, kita tunggu lagi nggak apa-apa,” lanjut Jokowi.
Sebelumnya, Jokowi juga menyatakan pemerintah akan terus mengurangi ekspor bahan mentah demi untuk meningkatkan industri olahan sumber daya alam di Indonesia. Begitu juga dengan hilirisasi berbasis sumber daya alam juga akan terus ditingkatkan.
Ia memberi contoh pada 1 Januari 2020, Indonesia telah menyetop ekspor bijih nikel. Hasilnya dinilai naik drastis dengan nilai ekspornya di 2014 sebesar Rp 17 triliun (1,1 miliar dolar AS) melonjak menjadi Rp 326 triliun (20,9 miliar dolar AS) di 2021.
“Meningkat 19 kali lipat, perkiraan saya akan tembus lebih dari Rp 468 triliun, lebih dari 30 miliar dolar AS, ini baru 1 komoditi saja,” kata Jokowi.
Sumber: Kumparan