ESDM Minta Pertamina Siapkan Rencana Realistis Sebelum Garap Blok Masela

Dirjen Migas Tutuka Ariadji. Foto: Kementerian ESDM
Dirjen Migas Tutuka Ariadji. Foto: Kementerian ESDM

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meminta PT Pertamina (Persero) menyiapkan rencana realistis sebelum menggarap Blok Masela, yang saat ini masih dalam proses non binding offer kepada Shell.

Shell memilih mundur dari proyek Blok Masela dua tahun lalu. Padahal proyek ini ditargetkan bakal beroperasi pada 2027 mendatang setelah digantung lebih dari 20 tahun.

Dalam konsorsium Blok Masela, masih ada Inpex Corporation yang mengempit 65 persen hak partisipasi, sementara Shell 35 persen. Dengan begitu, Pertamina akan menguasai seluruh 35 persen saham yang ditinggalkan perusahaan asal Belanda tersebut.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas), Tutuka Ariadji, menyebutkan saat ini proses pengalihan hak kelola Blok Masela oleh Pertamina akan memasuki tahapan kedua yaitu binding offer kepada Shell.

"Saya kira dalam waktu beberapa bulan ini proses itu akan selesai kemudian baru nanti ada bentuk baru, kalau Shell bisa menerima binding offer Pertamina, berarti dengan pertamina tapi kan ini masih negosiasi," kata Tutuka saat konferensi pers, Senin (30/1).

Setelah Pertamina dipastikan menjadi pengganti Shell, kata Tutuka, perusahaan lain baru bisa ikut menjadi bagian dalam konsorsium Blok Masela. Dia berharap Pertamina bisa merampungkan negosiasinya.

"Pemerintah mendorong Pertamina untuk bisa realistis terhadap bisnis yang penuh dengan risiko ini, dan risiko ke depan juga besar sekali nanti offshore dan sebagainya, perlu dipikir matang-matang oleh Pertamina," kata Tutuka.

Di sisi lain, Tutuka juga meminta agar proyek migas raksasa ini segera digarap oleh Inpex dan mitranya, setelah terkatung-katung puluhan tahun.

Adapun akibat pandemi COVID-19 dan pemindahan hak partisipasi ini, target on-stream atau berproduksinya Blok Masela molor selama dua tahun, yaitu awalnya 2027 menjadi 2029.

"Kami dorong keberhasilannya Inpex dan nanti partnernya untuk segera mengeksploitasi dan memproduksikan lapangan yang sudah lama sekali ini, Masela atau proyek Abadi ini menjadi betul-betul berjalan. Pastinya dengan proses ini akan mundur, tapi jangan terlalu lama," tutur Tutuka.

Sumber: Kumparan