Joe Biden Akui Ada Dokumen Rahasia yang Ditemukan di Perpustakaan Pribadinya

Presiden Joe Biden melambaikan tangan saat menaiki Air Force One di Pangkalan Angkatan Udara Andrews, Md., pada Selasa (27/12/2022). Foto: Manuel Balce Ceneta/AP Photo
Presiden Joe Biden melambaikan tangan saat menaiki Air Force One di Pangkalan Angkatan Udara Andrews, Md., pada Selasa (27/12/2022). Foto: Manuel Balce Ceneta/AP Photo

Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Kamis (12/1) mengakui dokumen yang ditandai rahasia ketika menjabat sebagai Wakil Presiden ditemukan di "perpustakaan pribadi" di rumahnya di Wilmington, Delware, bersama dengan dokumen lainnya yang ditemukan di garasi, beberapa hari setelah terungkap bahwa dokumen sensitif itu jika ditemukan di kantor bekas institusinya di Washington.

Kepada wartawan di Gedung Putih, Biden mengatakan "bekerja sama sepenuhnya" dengan penyelidikan Departemen Kehakiman tentang bagaimana informasi rahasia dan catatan pemerintah disimpan.

Dia tidak mengatakan kapan rangkaian dokumen terbaru ditemukan, hanya peninjauan lokasi penyimpanan oleh pengacaranya selesai dilakukan pada Rabu (11/1) malam. Pengacara menemukan rangkaian dokumen pertama pada 2 November 2022, dua hari sebelum pemilihan paruh waktu, tapi baru secara terbuka merilis perkembangan itu pada Senin.

Penasihat khusus presiden, Richard Sauber, mengatakan setelah dokumen awal ditemukan oleh pengacara pribadi Biden, mereka memeriksa lokasi lain di mana catatan tersebut mungkin dikirim setelah Biden meninggalkan kursi wakil presiden pada 2017.

Sauber mengatakan "sejumlah kecil" dokumen dengan tanda rahasia ditemukan di ruang penyimpanan di garasi Biden di Wilmington, dengan satu dokumen berada di ruang yang berdekatan. Biden kemudian mengungkapkan bahwa lokasi lainnya merupakan perpustakaan pribadinya.

Biden mengatakan Departemen Kehakiman "langsung diberi tahu" setelah dokumen tersebut ditemukan dan para pengacara departemen mengambil alih catatan-catatan itu. Kumpulan dokumen pertama telah diserahkan kepada Administrasi Arsip dan Catatan Nasional.

Terlepas dari tinjauan Departemen Kehakiman, pengungkapan bahwa Biden berpotensi salah menangani catatan rahasia atau catatan kepresidenan terbukti menjadi political headache bagi Biden, yang mengatakan mantan Presiden Donald Trump "tidak bertanggung jawab" karena menyimpan ratusan catatan semacam itu di klub pribadinya di Florida.

"Saya rasa Kongres harus menyelidiki ini," kata Ketua DPR AS yang baru, Kevin McCarthy, dikutip dari Associated Press.

"Inilah seseorang yang duduk di '60 Minute' yang sangat prihatin dengan dokumen Presiden Trump yang terkunci di belakang, dan sekarang kita menemukan bahwa ini adalah wakil presiden yang menyimpannya selama bertahun-tahun di tempat terbuka di lokasi yang berbeda," lanjutnya.

Wakil Presiden AS Kamala Harris dan Ketua DPR Nancy Pelosi mendengarkan pidato Presiden AS Joe Biden pada sesi gabungan Kongres di majelis DPR AS di Washington, AS, Rabu (28/4). Foto: Jim Watson/Pool via Reuters
Wakil Presiden AS Kamala Harris dan Ketua DPR Nancy Pelosi mendengarkan pidato Presiden AS Joe Biden pada sesi gabungan Kongres di majelis DPR AS di Washington, AS, Rabu (28/4). Foto: Jim Watson/Pool via Reuters

Bertentangan dengan beberapa rekannya di Partai Republik, dia mengatakan, "Kami rasa tidak perlu ada jaksa khusus".

Anggota Republik di Komite Intelijen DPR telah meminta agar badan-badan intelijen melakukan "penilaian kerusakan" terhadap dokumen-dokumen yang berpotensi dirahasiakan. Perwakilan Ohio, Mike Turner, juga meminta pengarahan dari Jaksa Agung Merrick Garland dan Direktur Intelijen Nasional Avril Haines tentang tinjauan mereka sebelum 26 Januari.

"Kehadiran informasi rahasia di lokasi terpisah tersebut dapat melibatkan Presiden dalam kesalahan penanganan, potensi penyalahgunaan, dan pemaparan informasi rahasia," kata Turner dalam pernyataannya.

Sementara Jaksa Agung Merrick Garland akan menyampaikan pernyataannya pada Kamis malam waktu setempat. Namun, Departemen Kehakiman tidak memberikan rincian.

Sumber: Kumparan