Ketua parlemen Rusia State Duma, Vyacheslav Volodin, mencap Presiden Amerika Serikat Joe Biden sebagai teroris. Volodin menyalahkan Biden atas dugaan perintah sabotase infrastruktur Eropa yakni Nord Stream tahun lalu.
Nord Stream 1 dan 2 merupakan rute penting untuk pengiriman gas Rusia ke Eropa melalui Jerman.
“Jika [Harry S.] Truman menjadi penjahat yang menggunakan senjata nuklir terhadap warga sipil di Hiroshima dan Nagasaki, maka Biden adalah teroris yang memerintahkan penghancuran infrastruktur energi mitra strategisnya: Jerman, Prancis, Belanda,” kata Volodin dikutip dari Russia Today, Jumat (10/1).
Pernyataan Volodin dilontarkan usai munculnya sebuah laporan jurnalis investigasi AS, Seymour Hersh, mengklaim bahwa Amerika merupakan dalang ledakan pipa Nord Stream pada September 2022.
Hersh mengeklaim sumbernya mengatakan, bahan peledak ditanam di jalur pipa utama di Laut Baltik pada Juni 2022 oleh penyelam Angkatan Laut AS dengan kedok latihan NATO. Peledak itu kemudian diledakkan dari jarak jauh.
Menurut Hersh, "Sabotase saluran pipa oleh Amerika adalah tindakan intimidasi terhadap pengikutnya, yang memutuskan untuk mengembangkan ekonomi mereka demi kepentingan warganya sendiri,”
Pengungkapan oleh Hersh, lanjut Volodin, harus menjadi dasar penyelidikan internasional untuk membawa Biden dan antek-anteknya ke pengadilan.
"Dan untuk memastikan bahwa negara-negara yang terkena dampak 'serangan teroris' ini dibayar kompensasi," tambah Volodin.
Sementara itu, pemerintahan Biden telah membantah laporan Hersh. Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Adrienne Watson menyebut laporan Hersh, "benar-benar palsu dan sepenuhnya fiksi".
Pihak berwenang Rusia beberapa bulan terakhir mengumpulkan fakta bahwa satu-satunya pihak yang diuntungkan dari Nord Stream yang tidak dapat dioperasikan adalah AS. Sebab pasokan gas alam cair AS ke Eropa meningkat secara besar-besaran setelah ledakan terjadi.
Sumber: Kumparan