Dubes RI untuk Italia Muhammad Prakosa meninggal dunia pada Selasa (17/1). Almarhum tutup usia karena sakit dalam usia 62 tahun.
Sejumlah warga di Gersik, Desa Sumbermulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, mulai gotong royong bersih-bersih di kediaman Prakosa, Rabu (18/1).
"Kabar kemarin sore. Sekitar jam 5 sore. Belum tahu (sakitnya apa) kami dikabari lalu warga pada gotong royong," kata Budi Nurcahyo kerabat keluarga ditemui di rumah duka.
Budi mengatakan, keluarga inti Prakosa masih berada di Jakarta. Ia masih menunggu kabar pemulangan jenazah.
"Tetap akan dibawa ke sini dulu (jenazah). Rencananya seperti itu," ucap dia.
Pantauan kumparan, warga telah menyiapkan sejumlah kursi dan membersihkan pendopo di depan rumah duka. Sejumlah karangan bunga di kirim ke rumah duka seperti dari Megawati hingga sejumlah pejabat lain.
Dimakamkan di Makam Keluarga
Supandi Ketua RT 03 Gersik, Sumbermulyo Bambanglipuro, mengatakan informasi yang dia terima, jenazah akan tiba di Bantul pada Jumat atau Sabtu.
"Di belakang sini (rencana dimakamkannya). Pemakaman keluarga. Samping bapak ibunya," kata Supandi.
Supandi mengatakan Prakosa tinggal di Patehan, Kota Yogyakarta saat kecil. Namun dia kerap ke sini karena kakek neneknya asli sini.
Beberapa tahun yang lalu, Prakosa tinggal di sini setelah rumah ini diwariskan ke Prakosa. Dia kemudian membangun pendopo di depan rumah yang digunakan untuk kegiatan warga.
"Pak Prakosa sangat baik. Ini pedopo untuk masyarakat gratis. Kemudian jalan dicarikan bantuan CSR, dibangun gitu. Saya selaku yang dituakan di kampung juga merasa kehilangan," katanya.
Menurutnya, apa yang dibutuhkan warga di kampung selalu dicarikan oleh Prakosa. Padahal, Prakosa sibuk sebagai legislatif dan terakhir dubes.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyatakan, mereka akan memberikan dukungan kepada keluarga untuk menyambut kedatangan almarhum.
Hasto mengatakan, PDIP sudah berkoordinasi dengan pemerintah, yaitu Kementerian Luar Negeri dan Seskab Pramono Anung untuk mengurus pemulangan almarhum Prakosa.
"Sudah koordinasi dengan Mas Pram (Pramono Anung-red), dan pada prinsipnya PDI Perjuangan menunggu arahan pemerintah dan tentu saja persetujuan keluarga almarhum terkait dengan rencana prosesi pemakaman Dubes Prakosa," kata Hasto.
Lebih jauh, Hasto menjelaskan, dirinya sudah melaporkan secara langsung kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri terkait kabar duka ini.
"Beliau juga begitu bersedih. Tidak diduga berita duka itu datang secepat ini, mengingat tadi siang, Ibu Megawati baru saja membahas Pak Prakosa sambil menunjukkan pohon Saninten kenang-kenangan dari Pak Prakosa yang tumbuh begitu subur di halaman rumah beliau di Bali," kata Hasto.
"Ibu Megawati langsung memberi arahan agar seluruh jajaran partai memberikan penghormatan terbaik kepada Alm. Pak Prakosa, dan partai memberikan penghormatan khusus sesuai protokol partai," tutur Hasto.
Sumber: Kumparan