Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengapresiasi langkah Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI yang akan memanggil Duta Besar Swedia dan Belanda atas pembakaran dan penyobekan Al-Quran.
“Langkah Kemenlu ini secara diplomatik sudah tepat mengingat perbuatan politisi ekstrem kanan Swedia dan Belanda ini benar-benar menyakiti seluruh umat Islam di mana pun,” kata Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Sudarnoto Abdul Hakim, dalam keterangan tertulis, Kamis (26/1).
“Al-Quran adalah sebuah Kitab Suci yang berisikan Firman Allah. Menistakan Al-Quran sama saja menistakan, menghina dan merendahkan Allah,” sambungnya.
Sudarnoto memandang pembakaran Al-Quran yang dilakukan di Swedia dan Belanda itu tidak hanya menyakiti umat Islam saja, tapi juga seluruh umat beragama.
Pemanggilan dua Dubes oleh Kemenlu dianggap penting oleh MUI bukan hanya untuk menjaga persahabatan antar dua negara, lebih dari itu adalah untuk mendorong menghentikan tindakan kelompok ekstremis dan Islamofobia.
“Diplomatic appeal ini penting tidak saja dimaksudkan untuk mengingatkan siapa saja agar tidak melakukan penistaan dan mengembangkan fobia, tapi juga untuk menjaga persahabatan dua negara,” tuturnya.
Lebih lanjut, MUI berharap ke depannya hal ini bisa menjadi pelajaran bagi seluruh umat beragama untuk saling membangun toleransi kehidupan beragama.
“MUI menunggu sikap konkret yang konstruktif dari Swedia dan Belanda. Berharap ada niat tulus dari dua negara untuk melakukan perbaikan,” tutup dia.
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri RI akan memanggil Duta Besar Swedia untuk Indonesia, Marina Berg, menyusul aksi pembakaran Al-Quran di ibu kota Stockholm.
Insiden berunsur kebencian ini dilakukan oleh seorang politikus berkewarganegaraan ganda Swedia-Denmark, Rasmus Paludan, ketika ia berdemo di depan Kedutaan Besar Turki pada Sabtu (21/1) pekan lalu.
Menanggapi aksi Paludan, Kemlu RI menyatakan akan memanggil kepala perwakilan misi diplomatik Swedia. Meski demikian, waktu pasti pemanggilan belum bisa dipastikan.
“Saya belum bisa pastikan kapan ketemunya. Memang dijadwalkan untuk minggu ini,” tutur juru bicara Kemlu, Teuku Faizasyah, ketika dihubungi kumparan pada Selasa (24/1).
Sumber: Kumparan