Vietnam mengalahkan Malaysia 3-0 dalam lanjutan Grup B Piala AFF 2022, Selasa (27/6). Duel di Stadion Nasional My Dinh, Hanoi, tersebut diwarnai dengan penalti dan kartu merah kontroversial.
Momen tersebut terjadi pada menit ke-59. Jadi Azam Azmi melakukan pelanggaran terhadap pemain Vietnam, wasit Ryuji Sato kemudian memberi kartu merah dan menunjuk titik putih usai berdiskusi dengan hakim garis.
Yang membuat keputusan tersebut menjadi kontroversial adalah terjadinya pelanggaran berada di luar lapangan. Lantas, bagaimana aturannya.
Tendangan penalti diatur oleh International Football Association Board (IFAB) dalam Laws of the Game (LOTG) di Pasal 14. Bunyinya sebagai berikut.
Tendangan penalti diberikan jika pemain melakukan pelanggaran berbuah tendangan bebas langsung di kotak penalti mereka atau di luar lapangan sebagai bagian permainan sebagaimana diuraikan di Pasal 12 dan 13.
Pada Pasal 12 soal Pelanggaran juga diatur soal Restart of Play (Pasal 12.4). Berikut bunyinya:
Jika, saat bola dalam permainan:
• ada pemain yang melakukan pelanggaran terhadap perangkat pertandingan atau pemain lawan, pemain cadangan, pemain yang diganti, atau pemain yang sudah dikartu merah, atau ofisial tim di luar lapangan permainan, atau
• ada pemain cadangan, pemain yang diganti, atau pemain yang dikartu merah, atau ofisial tim yang melakukan pelanggaran terhadap, atau mengganggu, pemain lawan atau perangkat pertandingan di luar lapangan permainan,
permainan dimulai kembali dengan tendangan bebas di garis batas yang terdekat dengan lokasi terjadinya pelanggaran/gangguan; untuk pelanggaran tendangan bebas langsung, akan diganjar tendangan penalti jika terjadi di kotak penalti si pelanggar.
Jika pelanggaran dilakukan di luar lapangan permainan oleh pemain terhadap pemain, pemain cadangan, pemain yang diganti, atau ofisial tim mereka sendiri, permainan dimulai kembali dengan tendangan bebas tak langsung di garis batas yang terdekat dengan titik terjadinya pelanggaran.
Jika pemain melakukan kontak dengan bola lewat sebuah benda (sepatu, pelindung tulang kering, dll) yang dipegang tangannya, permainan dimulai kembali dengan tendangan bebas langsung (atau tendangan penalti).
Jika pemain yang berada di dalam atau luar lapangan permainan melemparkan atau menendang benda (selain bola pertandingan) ke arah pemain lawan, atau melemparkan maupun menendang benda (termasuk bola) ke pemain cadangan, pemain yang diganti, atau pemain yang dikartu merah, ofisial tim dari tim lawan, atau perangkat pertandingan maupun bola pertandingan, permainan dimulai kembali dengan tendangan bebas langsung dari posisi di mana benda tersebut mengenai atau bakal mengenai orang atau bola. Jika posisi ini di luar lapangan permainan, tendangan bebas diambil di titik terdekat garis batas; diberikan tendangan penalti jika terjadi di dalam kotak penalti si pelanggar.
Jika pemain cadangan, pemain yang diganti, atau pemain yang dikartu merah, pemain yang untuk sementara waktu keluar lapangan permainan atau ofisial tim melemparkan atau menendang benda ke dalam lapangan permainan lalu mengganggu permainan, pemain lawan, atau perangkat pertandingan, maka permainan dimulai kembali dengan tendangan bebas langsung (atau tendangan penalti) di titik di mana benda tersebut mengganggu permainan atau mengenai maupun bakal mengenai pemain lawan, perangkat pertandingan, atau bola.
Melihat kasus di duel Vietnam vs Malaysia, Azam terlihat melakukan tendangan kepada pemain Vietnam saat keduanya terjatuh di luar lapangan saat permainan masih berlangsung.
Dengan melihat Pasal 14 LOTG, penalti diberikan jika pelanggaran tendangan bebas langsung terjadi di dalam kotak penalti atau di luar lapangan.
Lebih lanjut, keputusan Sato diambil juga berlandaskan Pasal 12.4. Jika pelanggaran terjadi di luar lapangan, permainan dimulai kembali di titik terdekat garis batas.
Sementara itu, Sato memberikan kartu merah kepada Azam karena melakukan serangan fisik atau perilaku Agresif.
Sumber: Kumparan
