Penjelasan BMKG soal Cuaca Terik saat Imlek, Padahal Masuk Puncak Musim Hujan

Warga keturunan Tionghoa melakukan ibadah sembahyang menyambut tahun baru Imlek 2572 di kawasan Klenteng Petak Sembilan, Jakarta, Jumat (12/2). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
Warga keturunan Tionghoa melakukan ibadah sembahyang menyambut tahun baru Imlek 2572 di kawasan Klenteng Petak Sembilan, Jakarta, Jumat (12/2). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan soal cuaca panas terik saat Tahun Baru Imlek, 22 Januari 2023. Padahal saat ini Indonesia sudah memasuki periode puncak musim hujan.

Ditambah, cuaca terik itu tak seperti perayaan Imlek tahun-tahun sebelumnya yang biasanya diguyur hujan.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengatakan, saat ini sebagian besar wilayah Indonesia sedang mengalami musim hujan, dan beberapa wilayah khususnya Jabodetabek, juga sedang berada pada periode puncak musim hujan.

Namun, yang perlu dicatat adalah musim dan cuaca memiliki skala yang berbeda.

"Cuaca didefinisikan sebagai kondisi udara pada periode yang lebih singkat dan wilayah yang lebih sempit dibandingkan musim. Musim dapat ditentukan berdasarkan kondisi cuaca (dalam hal ini hujan) selama tiga kali dasarian (10 harian)," kata Guswato kepada kumparan, Senin (23/1).

Peta sebaran hujan saat Hari Raya Imlek, Minggu (22/1/2023). Foto: Dok. BMKG
Peta sebaran hujan saat Hari Raya Imlek, Minggu (22/1/2023). Foto: Dok. BMKG

Musim hujan ditetapkan berdasarkan jumlah curah hujan selama satu dasarian (10 hari) dan diikuti oleh dua dasarian berikutnya. Puncak musim hujan merupakan periode, di mana terdapat jumlah curah hujan tertinggi selama tiga dasarian berturut-turut, yang berada pada periode musim hujan.

Dengan demikian, puncak musim hujan hanya dihitung berdasarkan akumulasi hujan selama 3 x 10 dasarian, bukan kondisi cuaca atau hujan selama 3 x 10 dasarian tersebut. Sehingga cuaca panas terik yang terjadi di masa musim puncak penghujan masih merupakan hal yang normal.

"Kondisi cuaca cerah-berawan pada periode puncak musim hujan, dalam hal ini kondisi tanggal 22 Januari 2023 yang bertepatan dengan perayaan hari raya Imlek, merupakan hal yang normal," jelas Guswanto.

Menurutnya, luasnya wilayah Indonesia, dengan keragaman kondisi geografis dan topografis mampu menyebabkan perbedaan dinamika atmosfer yang berdampak pada kondisi cuaca yang berbeda-beda pada saat puncak musim hujan di beberapa wilayah. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi cuaca dan musim tidak bisa disamaratakan di seluruh wilayah di Indonesia.

Peta sebaran hujan saat Hari Raya Imlek, Minggu (22/1/2023). Foto: Dok. BMKG
Peta sebaran hujan saat Hari Raya Imlek, Minggu (22/1/2023). Foto: Dok. BMKG

Guswanto mengatakan, tanggal 22 Januari 2023 bertepatan dengan Imlek kemarin, wilayah Jakarta dan sekitarnya mengalami cuaca berawan dan tidak tercatat adanya hujan yang turun selama sehari. Hal ini dikarenakan faktor global-regional-lokal yang kurang mendukung terbentuknya awan hujan di Jakarta dan sekitarnya.

Adapun faktor-faktor tersebut antara lain:

  • Indian Ocean Dipole (IOD) yang merupakan kontribusi uap air dari dinamika di Samudera Hindia tidak terpantau signifikan.

  • MJO dan gelombang ekuator tidak terpantau aktif.

  • Monsun Asia dan seruakan dingin Asia tidak intensif.

  • Dinamika atmosfer pada skala lokal mengindikasikan adanya angin barat _daya_yang cukup dominan di wilayah Jawa bagian barat. Kondisi ini umumnya menyebabkan hujan terkonsentrasi di Banten dan Bogor, di mana terkait dengan aktivitas mountain breeze yang menyebabkan hujan terbentuk cukup intensif di wilayah muka pegunungan (wilayah bogor dan banten bagian selatan), sebaliknya cukup kering di bagian belakang gunung (Jakarta dan sekitarnya).

Saat ini secara umum, fenomena dinamika atmosfer yang kerap dapat memicu intensifnya pertumbuhan awan dan peningkatan curah hujan di wilayah Jabodetabek tidak signifikan, sehingga kondisi cuaca relatif kondusif dengan kondisi cerah-berawan di pagi-siang hari.

"Meskipun ada hujan, itu potensinya lokal dalam durasi singkat terutama di siang menjelang sore hari," ucap Guswanto.

Sumber: Kumparan