
Juru latih Man City, Pep Guardiola, melayangkan kritik kepada para suporter klub yang lebih banyak terdiam di laga melawan Tottenham, Jumat (20/1) pagi WIB. Eks pelatih Barcelona itu melihat suporter justru sempat mencemooh mereka di babak pertama.
Guardiola tidak ingin hal ini terjadi lagi di laga berikutnya. Sebab, kurangnya dukungan suporter di stadion juga akan berpengaruh pada semangat timnya.
Penggemar kami terdiam selama 45 menit. Saya ingin penggemar saya kembali [riuh]," kata Guardiola kepada Sky Sports.
"Saya ingin fan kami ada di sini [stadion], mereka yang terbaik. Fan saya di sini [seharusnya] untuk mendukung setiap sudut dan setiap aksi, karena Tottenham adalah salah satu lawan terberat yang pernah kami hadapi," lanjutnya.

Sejatinya, Man City memang bermain buruk di babak pertama. Mereka pada jeda turun minum tertinggal dua gol dari tim tamu. Gol Tottenham dilesakkan Dejan Kulusevski (44') dan Emerson (45+2').
Alhasil, fan sempat kecewa sehingga ada yang menghujat tim besutan Pep Guardiola itu. Namun, di babak kedua keadaan berbalik. Kini The Citizens mampu membalas 4 gol sekaligus via Alvarez (51'), Haaland (53') dan Mahrez (63' & 90'). Skor 4-2 untuk Man City bertahan hingga usai.
"Mereka [suporter] sempat mencemooh karena kami kalah tetapi di babak kedua kami bermain bagus, kami memiliki lebih banyak peluang," ungkap Pep Guardiola.
Menyoal performa tim yang dinilai buruk di paruh pertama, Pep Guardiola mengungkapkan itu karena mereka terlalu nyaman. Ia menganggap anak asuhnya terlalu menganggap remeh lawan lantaran mereka sudah juara empat kali dalam lima tahun terakhir.

Jadi kendati Man City menang, Guardiola tetap akan mengevaluasi permainan timnya. Sebab menurutnya kemenangan hari ini masih terbilang beruntung.
Pelatih asal Spanyol itu menilai timnya masih sering kacau di awal laga, sehingga mereka sering tertinggal terlebih dahulu. Padahal seharusnya, mereka bisa unggul sejak awal andai bermain lebih menekan. Sayangnya, Man City terlena dengan pola permainan lawan dan akhirnya tertinggal di babak pertama.
"Kami memberi mereka gol pertama, dan kemudian gol kedua itu konyol. [Kami] butuh gairah, api, dan keinginan untuk menang sejak menit pertama," pungkasnya.
Sumber: Kumparan