Ratusan Sapi di Sragen Positif Lumpy Skin Disease

Ratusan sapi di Kabupaten Sragen positif LSD. FOTO: Kumparan
Ratusan sapi di Kabupaten Sragen positif LSD. FOTO: Kumparan

SRAGEN – Sapi di Kabupaten Sragen positif terjangkit virus Lumpy Skin Disease (LSD). Dari data Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sragen sampai, Selasa (17/01/2023) pukul 09.00 WIB total ada 355 ekor sapi yang terkonfirmasi positif.

Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Sragen, Toto Sukarno, saat dihubungi mengatakan bahwa penyebab virus tersebut adalah dari gigitan serangga.

"Itu dari gigitan serangga, seperti nyamuk, gigitan lalat yang besar, dan caplak. Kalau menggigit sapi yang sakit LSD itu. Terus terbang, gigit ke kandang lain yang kandang lain itu akan terkena. Kelihatan benjolan-benjolan,” terangnya.

Menurut Toto, terdapat laporan sapi sampai mati. Namun belum dapat dipastikan penyebabnya apakah karena LSD atau karena kurang makan. Dikarenakan belum adanya kajian secara mendalam.

"Tapi menurut teori, kematiannya kecil. Hanya 1% atau berapa tidak sampai 5%, kecil sekali. Ini tadi di Jati, Sumberlawang, katanya kemarin-kemarin ada yang mati. Kemarin saya tidak tahu pasti, teman-teman lapangan yang turun ke sana," papar Toto.

Meski demikian pihaknya telah melakukan antisipasi dan penanganan dengan memberikan vaksin pada sapi-sapi yang masih sehat, sedangkan untuk sapi yang sakit diberikan pengobatan.

"Penangannya pengobatan seperti penyakit mulut dan kuku (PMK), harus ada antibiotik yang bagus, antiparasit yang bagus, dan vitamin yang bagus. Karena memang itu virus, obat hanya menambah kesehatannya saja. Disuntik virusnya tidak mati, virus harus divaksin," katanya.

“Untuk vaksin sudah saya berikan. Saya ambil vaksin akhir Desember 4.000 dosis. Ini sudah saya berikan pada petugas, sebagian sudah diaplikasi sebagian belum. Padahal populasi sapi 90.000an, kalau kita ambil seluruhnya saja harus ada 45.000 dosis. Sementara itu saya baru ada 4.000,” lanjutnya.

Kasus penemuan sapi LSD pertama kali ditemukan pada tanggal 14 Desember 2022 di Desa Baleharjo, Kecamatan Sukodono, hingga sekarang kasus tersebut sudah menyebar luas.

"Antisipasinya kita menjaga kebersihan kandang. Melakukan penyemprotan di lingkungan kandang, supaya lalat besar tidak berkembang, tidak menggigit. Disinfektan juga selalu dilakukan. Selain itu penyemprotan insektisida yang bisa membunuh lalat," pungkas Toto.

(Fernando Fitusia)

Sumber: Kumparan