Saran Lembaga Perlindungan Anak Jatim untuk Cegah Pernikahan Dini

Ilustrasi pernikahan dini. Foto: Pixabay
Ilustrasi pernikahan dini. Foto: Pixabay

Adanya ratusan anak di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, yang mengajukan pernikahan dini cukup memprihatinkan. Apalagi penyebab terbesarnya karena anak tersebut hamil dan melahirkan.

Diungkapkan Ketua Bidang Data, Informasi dan Litbang Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Jatim, M Isa Anshori ada 3 hal yang dapat dilakukan untuk meminimalisir terjadinya pernikahan dini.

"Pertama, pengasuhan yang baik di dalam keluarga itu seperti apa? Kedua, anak-anak ini kan usia sekolah, proses di sekolah seperti apa? Dan yang ketiga adalah kebijakan pemerintah berkaitan dengan penanganan anak," kata Isa kepada Basra, Selasa (17/1).

Untuk pengasuhan keluarga, lanjut Isa, adakah bagaimana kemudian program-program yang dijalankan pemerintah dalam ini Dinas Pemberdayaan Perempuan Keluarga Berencana dan Perlindungan Anak, bagaimana keluarga-keluarga itu mampu membuat situasi di rumah menjadi situasi yang membuat anak-anak tidak alternatif lain kecuali pada keluarga untuk mencari informasi.

"Nah dibutuhkan kemampuan orang tua memahami tentang perilaku anak. Saya kira penting bagi Dinas Pemberdayaan Perempuan Keluarga Berencana dan Perlindungan Anak memaksimalkan pelatihan atau pendampingan," paparnya.

Kemudian di sekolah, kata Isa, bahwa upaya pemerintah dengan adanya wajib belajar 12 tahun adalah mencegah terjadinya pernikahan dini.

"Tapi apakah proses belajar di sekolah itu menjadikan anak aman belajar di sekolah? Kalau proses belajarnya tidak nyaman ya anak akan keluar dari sekolah. Sehingga kalau rumahnya tidak nyaman, sekolahnya tidak nyaman, anak-anak akan diasuh oleh lingkungan," tegasnya.

Menciptakan keluarga yang harmonis, di sekolah menciptakan proses belajar yang baik sehingga anak-anak menjadi nyaman akhirnya mencegah anak diasuh lingkungan yang tidak baik.

Berkaitan dengan lingkungan, lanjut Isa, diharapkan pemerintah memberikan informasi yang sehat kepada anak.

"Dibutuhkan upaya yang maksimal untuk mencegah anak-anak mendapatkan informasi yang tidak baik. Misalnya adanya jurnalis yang sehat sebagai bagian memberikan informasi yang baik kepada anak," jelasnya.

"Tapi ada lagi yang namanya dunia maya yang tren. Kehadiran Infokom misalnya membantu memberikan layanan informasi digital yang sehat kepada anak," sambungnya.

Menciptakan kegiatan yang sehat, yang positif terhadap anak di luar rumah dan lingkungan sekolah, sesuatu yang sangat dibutuhkan anak.

Sumber: Kumparan